Beberapa faktor resiko untuk kanker serviks, antara lain :
- Melakukan hubungan seksual pada usia muda
- Sering berganti pasangan seksual
- Melahirkan banyak anak
- Sering menderita infeksi di daerah kelamin
- Merokok
Faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker. Setiap jenis kanker mempunyai faktor risiko yang berbeda. Namun, adanya faktor resiko bukan berarti seseorang pasti akan terkena kanker.
Gejala
Kanker serviks pada stadium awal biasanya belum memberikan gejala atau tanda—tanda apapun. Bila kanker telah memasuki stadium yang lebih lanjut, barulah timbul gejala- gejala,
Gejala yang perlu diwaspadai :
1. Perdarahan sesudah senggama
2. Keputihan yang berbau busuk dan kadang bercampur darah
3. Perdarahan di antara 2 haid atau setelah menopause.
Merupakan pemeriksaan yang sederhana dan cepat untuk mengetahui adanya sel - sel yang abnormal di serviks. Dokter akan mengambil usapan sel– sel di serviks, dan kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat ada atau tidak sel– sel yang abnormal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid.
Semua wanita yang sudah pernah berhubungan seksual dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear secara rutin, 1x setahun/minimal 3 tahun sekali.
Untuk wanita yang telah menopause, Pap Smear dapat dilakukan sampai usia 65 tahun.
Prinsip pemeriksaan thinprep sama dengan Pap Smear biasa, namun cara memproses bahan yang diambil berbeda, sehingga sel-sel yang nampak dibawah mikroskop akan lebih jelas.
Pada saat dilakukan Pap Smear dapat sekaligus juga dilakukan uji untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HPV.
Bila hasil Pap Smear menunjukan kelainan, maka perlu dilakukan pemeriksaan kolposkopi untuk konfirmasi. Biasanya sekaligus dilakukan bipsi pada daerah serviks (targeted biopsy) yang dicurigai.
Pencegahan
Kanker serviks termasuk kanker yang dapat dicegah, antara lain dengan cara :
Pengobatan
Pengobatan kanker serviks tergantung apakah stadium I-IV pada saat terdiagnosis.
Dengan melakukan pemeriksaan Pap Smear secara rutin diharapkan dapat ditemukan keadaan pra kanker (sebelum sel berubah menajdi kanker), sehingga pengobatan dapat lebih efektif hingga dapat mencapai 100% kesembuhan.
Apabila ditemukan masih berupa lesi pra-kanker,maka tindakan dapat dilakukan secara lokal saja seperti cryotherapy atau kauterisasi, tanpa harus operasi pengangkatan leher rahimatau rahim secara keseluruhan.
Apabila sudah ditemukan kanker serviks, pengobatan stadium awal dapat berupa pengangkatan rahim, diikuti dengan kemoterapi dan/radiasi. Bila stadiumnya sudah lanjut, maka operasi sudah tidak dapat dilakukan lagi. Tindakan yang diberikan hanyalah untuk menghambat penyebaran atau mengurangi keluhan dengan pengobatan radiasi dan/atau kemoterapi.